Jumat, 19 September 2025

Tugas Mandiri : Industri Laundry

 

Laporan Pengamatan Industri Laundry

A. Pendahuluan

Di kehidupan sehari-hari, terutama di kota besar, laundry sudah jadi bagian dari gaya hidup banyak orang. Mahasiswa, pekerja kantoran, bahkan keluarga sibuk sering mengandalkan laundry supaya tidak perlu repot mencuci sendiri. Dari luar kelihatannya sederhana: kita kasih pakaian kotor, beberapa hari kemudian kembali sudah bersih, wangi, dan rapi. Tapi kalau diperhatikan lebih dalam, ternyata ada banyak teknologi yang terlibat, dan ada juga dampak yang muncul buat lingkungan.

Laporan ini saya buat berdasarkan pengamatan langsung ke laundry dekat rumah. Saya mencoba melihat teknologi apa saja yang dipakai, dampak apa yang terjadi, dan bagaimana saya memandang hubungan antara manusia, teknologi, dan alam. Saya juga membandingkan pemikiran saya sebelum dan sesudah ikut perkuliahan pertama.

B. Teknologi di Industri Laundry

Saat saya amati, ada beberapa elemen teknologi utama yang dipakai di laundry:

  1. Mesin Cuci

    • Ini jadi jantung utama usaha laundry. Mesin cuci yang dipakai umumnya mesin kapasitas besar, bisa muat 7–15 kg cucian sekali proses.

    • Mesin sekarang sudah otomatis: air masuk sendiri, deterjen tercampur, lalu bilas otomatis. Artinya tenaga manusia jadi lebih ringan.

  2. Mesin Pengering

    • Kalau musim hujan, pengering jadi penyelamat utama. Pakaian bisa kering dalam hitungan jam, bukan berhari-hari.

    • Dari sisi bisnis, ini mempercepat perputaran layanan. Tapi dari sisi lingkungan, listrik yang dipakai jelas lebih banyak.

  3. Setrika Uap

    • Banyak laundry pakai setrika uap yang tekanannya tinggi. Baju jadi rapi lebih cepat, bahkan lebih hemat waktu daripada setrika listrik biasa.

  4. Bahan Kimia Pembersih

    • Deterjen, softener, pewangi, sampai pemutih. Semua dipakai supaya hasil cucian sesuai ekspektasi pelanggan.

    • Tapi hampir semua bahan ini masih berbasis kimia sintetis, yang susah terurai kalau masuk ke alam.

  5. Teknologi Pendukung

    • Ada aplikasi pencatatan order, nota digital, sampai plastik khusus laundry. Semua ini juga bagian dari teknologi modern di industri laundry.

C. Dampak Lingkungan yang Terjadi

Dari pengamatan saya, ada beberapa dampak nyata ke lingkungan:

  1. Pemakaian Air

    • Satu kali nyuci bisa habis 40–60 liter air. Bayangkan kalau sehari ada 20 pelanggan, bisa lebih dari 1.000 liter air dipakai.

    • Kalau semua laundry di kota melakukan hal yang sama, konsumsi air bersih jadi sangat besar.

  2. Limbah Cucian

    • Air bekas cucian dibuang begitu saja ke selokan. Di dalamnya ada campuran deterjen, pewangi, dan bahan kimia lain.

    • Lama-lama, zat ini bisa mencemari sungai, mengganggu ikan, bahkan masuk kembali ke rantai makanan manusia.

  3. Konsumsi Listrik

    • Mesin cuci, mesin pengering, dan setrika uap semuanya butuh listrik besar.

    • Karena mayoritas listrik di Indonesia masih dari batu bara, artinya laundry ikut menyumbang emisi karbon.

  4. Sampah Plastik

    • Hampir semua laundry pakai plastik untuk bungkus pakaian. Kalau sehari puluhan kantong, sebulan bisa ratusan.

    • Sampah plastik ini jarang terurai, sehingga menambah masalah lingkungan.

D. Pandangan Sebelum dan Sesudah Perkuliahan

  1. Sebelum Perkuliahan Pertama

    • Jujur, saya melihat laundry hanya dari sisi “praktisnya” saja. Saya senang karena tidak perlu repot nyuci, tidak capek memeras, dan hasilnya lebih rapi.

    • Teknologi saya anggap cuma sebagai alat bantu manusia. Saya tidak kepikiran sama sekali bahwa di balik itu ada pemakaian air, listrik, dan bahan kimia yang berdampak ke lingkungan.

    • Hubungan manusia, teknologi, dan alam menurut saya saat itu masih terpisah. Seolah-olah manusia hanya pengguna, teknologi hanya alat, dan alam hanya penyedia bahan mentah.

  2. Sesudah Perkuliahan Pertama

    • Perspektif saya berubah cukup banyak. Saya jadi sadar kalau manusia, teknologi, dan alam itu saling terhubung.

    • Manusia membuat teknologi dari sumber daya alam. Teknologi bisa membantu manusia, tapi juga bisa merusak alam kalau tidak dikendalikan.

    • Kalau alam rusak, manusia sendiri yang akan merasakan akibatnya, misalnya kekurangan air bersih atau polusi udara.

    • Dari contoh laundry, saya belajar bahwa ada pilihan-pilihan yang bisa lebih ramah lingkungan:

      • Menggunakan deterjen ramah lingkungan (biodegradable).

      • Menghemat air dengan mesin cuci hemat air.

      • Mengurangi plastik sekali pakai, diganti dengan tas kain.

      • Menggunakan energi terbarukan kalau memungkinkan.

E. Kesimpulan

Dari pengamatan saya, industri laundry adalah contoh nyata bagaimana teknologi bisa sangat membantu manusia dalam hal praktis, cepat, dan efisien. Namun, di balik kemudahan itu ada biaya lingkungan yang cukup besar: boros air, menghasilkan limbah kimia, menyerap listrik besar, dan menambah sampah plastik.

Sebelum kuliah, saya tidak terlalu memikirkan hal ini. Saya hanya fokus pada kenyamanan. Tapi setelah perkuliahan pertama, saya jadi lebih sadar bahwa hubungan manusia, teknologi, dan alam itu tidak bisa dipisahkan. Teknologi memang dibuat manusia, tapi dampaknya kembali lagi ke alam. Kalau alam rusak, manusia juga akan terdampak.

Jadi, menurut saya, penting untuk menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan tanggung jawab menjaga lingkungan. Kalau industri laundry bisa menerapkan prinsip ramah lingkungan, manfaatnya tidak hanya buat bisnis, tapi juga buat keberlangsungan hidup manusia dan alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas Mandiri 05 : Analisis Siklus Hidup Produk: Pembersih Kaca Jendela Spray

Analisis Siklus Hidup Produk: Pembersih Kaca Jendela Spray 1. Identifikasi Produk Nama Produk: Pembersih Kaca Multifungsi Merek X (Spray ...