Berikut 5 Poin Penting Yang Ada di Jurnal : Problems, Needs, and Challenges of a Sustainability-Based Production Planning (Sustainability, 2022) oleh Zarte, Pechmann, dan Nunes.
1. Kebutuhan untuk mempertimbangkan ketiga dimensi keberlanjutan (Triple Bottom Line) Banyak metode produksi atau perencanaan produksi saat ini hanya fokus pada aspek ekonomi dan lingkungan. Dimensi sosial (contoh: keselamatan kerja, kesehatan pekerja, keadilan sosial) masih kurang diperhatikan dalam literatur dan dalam praktik.
2. Kompleksitas dan beban data besar Untuk melakukan perencanaan produksi yang memperhitungkan keberlanjutan, dibutuhkan banyak data: mulai dari konsumsi energi, limbah, kondisi tenaga kerja, profil energi terbarukan, beban kerja manusia, fleksibilitas produksi, dan lain-lain. Pengumpulan data ini, integrasi, analisis, semuanya memerlukan usaha teknis dan organisasi yang tinggi.
3. Keterbatasan fleksibilitas produksi
Produksi yang rigid atau tidak fleksibel membatasi kemampuan untuk menyesuaikan jadwal, urutan produksi, waktu produksi, bahkan penggunaan sumber daya agar lebih sustainable. Misalnya, ketika pasokan energi terbarukan rendah, fleksibilitas memungkinkan penggeseran produksi ke waktu yang lebih optimal. Tanpa fleksibilitas, usaha-usaha keberlanjutan menjadi sulit diimplementasikan.
4. Kekurangan pedoman dan metode yang standar
Tidak ada prosedur umum atau standar yang banyak diterima untuk memilih metode pengambilan keputusan, variabel keberlanjutan, dan tolok ukur (threshold). Banyak penelitian menggunakan variabel dan metode berdasarkan preferensi peneliti atau konteks lokal, sehingga sulit untuk membandingkan hasil antar studi / perusahaan.
5. Perlunya sistem pendukung keputusan (Decision Support System, DSS) yang lebih canggih Karena kompleksitas dan banyaknya aspek yang harus dipertimbangkan, DSS—contoh: model fuzzy inference seperti yang dikembangkan dalam studi ini—dibutuhkan untuk membantu menentukan status keberlanjutan, mengidentifikasi potensi perbaikan, dan memberikan rekomendasi konkret. Studi ini menunjukkan bahwa DSS semacam ini bisa membantu, tapi masih banyak tantangan dalam penerapan di skala industri nyata (misalnya dalam batch production, produksi seri besar, jenis produksi non-lab).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar