Refleksi Pribadi: Sejauh Mana Gaya Hidup Saya Mencerminkan Prinsip Keberlanjutan?
Ketika merefleksikan gaya hidup pribadi dalam konteks keberlanjutan, saya menyadari bahwa masih terdapat kesenjangan antara kesadaran teoretis dan praktik sehari-hari yang saya jalani.
A. Konsumsi
1. Pembelian Bijak Sesuai Kebutuhan Saya mengakui masih sering terjebak dalam pola konsumsi impulsif, terutama untuk produk fashion dan makanan. Contohnya, saya kerap membeli baju karena tergoda diskon online tanpa mempertimbangkan apakah benar-benar membutuhkannya. Namun untuk kebutuhan akademik seperti buku dan alat tulis, saya sudah lebih selektif dengan meminjam dari perpustakaan atau membeli second-hand.
2. Pilihan Produk Ramah Lingkungan Dalam hal ini, saya masih kurang konsisten. Meski kadang membawa tas belanja sendiri ke pasar, saya masih sering menggunakan kantong plastik di minimarket. Untuk produk makanan, saya belum sepenuhnya beralih ke produk lokal dan lebih memilih kemudahan produk kemasan.
B. Transportasi
1. Pola Perjalanan Harian Sebagai mahasiswa yang tinggal bersama keluarga berjumlah 5 orang di rumah berjarak 3 km dari kampus, saya menggunakan sepeda motor pribadi untuk mobilitas harian. Jarak yang tidak terlalu jauh sebenarnya memungkinkan saya menggunakan sepeda, namun faktor cuaca dan keamanan jalan masih menjadi pertimbangan.
2. Alternatif Transportasi Untuk perjalanan dalam kota, saya sudah mulai menggunakan transportasi online dan angkutan umum. Namun untuk perjalanan jarak menengah, saya masih mengandalkan kendaraan pribadi.
C. Energi
1. Penggunaan Listrik dan Air Di rumah yang dihuni 5 anggota keluarga dengan usaha laundry orang tua, konsumsi energi cukup tinggi. Saya sering lupa mematikan lampu kamar dan AC saat keluar ruangan. Kebiasaan mengisi daya gadget semalaman juga masih saya lakukan. Untuk penggunaan air, durasi mandi sekitar 15-20 menit yang sebenarnya bisa dipersingkat, meski hal ini relatif kecil dibanding konsumsi air untuk usaha laundry keluarga.
2. Kesadaran Pemborosan Energi Meski sudah menyadari pentingnya hemat energi, implementasinya belum konsisten karena belum menjadi kebiasaan otomatis. Tinggal di rumah dengan usaha laundry membuat saya lebih sadar akan tingginya konsumsi listrik dan air, namun kontribusi pribadi saya dalam penghematan masih minimal.
Saya Juga Menyiapkan Rencana Perbaikan:
Kedepannya, saya berkomitmen membuat jadwal evaluasi bulanan terhadap pembelian barang, mencoba bersepeda ke kampus 2 kali seminggu, dan memasang reminder untuk mematikan perangkat elektronik. Sebagai bagian dari keluarga dengan usaha laundry, saya juga akan mengajak diskusi tentang penggunaan energi yang lebih efisien di rumah. Keberlanjutan membutuhkan konsistensi dalam tindakan kecil sehari-hari dan kesadaran kolektif keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar