IDENTITAS MAHASISWA
Nama: Ardhayya Muhammad Shiddiq
NIM: 41624010017
Mata Kuliah: Desain Produk Berkelanjutan
Tanggal: 17 Desember 2025
1. DESKRIPSI PRODUK
Nama Produk: Charger Smartphone USB Type-C 20W
Fungsi Utama: Mengisi daya baterai perangkat elektronik seperti smartphone, tablet, dan earbuds melalui koneksi kabel USB.
Spesifikasi:
- Material: Plastik ABS (body), tembaga (komponen internal)
- Dimensi: 5 x 5 x 3 cm
- Output: 5V/3A, 9V/2.22A
- Kabel terintegrasi sepanjang 1 meter
2. ANALISIS FITUR TIDAK RAMAH LINGKUNGAN
a. Material dan Komposisi
Charger ini menggunakan plastik ABS tanpa label identifikasi jenis plastik untuk daur ulang. Material ini sulit terurai secara alami dan proses daur ulangnya memerlukan pemisahan manual yang rumit. Bagian internal mengandung PCB (Printed Circuit Board) dengan solder timbal yang termasuk material berbahaya (B3).
b. Desain Struktural
Desain charger bersifat monoblock dengan kabel yang menyatu permanen dengan body utama. Ketika kabel rusak atau putus—yang sering terjadi pada titik lipatan dekat colokan—seluruh unit harus dibuang meskipun komponen elektronik internal masih berfungsi. Casing direkatkan dengan lem permanen sehingga tidak dapat dibuka untuk perbaikan atau penggantian komponen.
c. Konsumsi Energi
Charger tidak dilengkapi teknologi auto-cut off saat baterai perangkat sudah penuh. Ini menyebabkan phantom power atau konsumsi energi standby yang terus berjalan meskipun tidak digunakan. Estimasi pemborosan mencapai 0,3W per jam dalam kondisi standby.
d. Umur Pakai dan Obsolescence
Produk dirancang dengan umur pakai sekitar 1-2 tahun. Tidak tersedia layanan perbaikan resmi atau spare parts dari produsen, mendorong konsumen untuk membeli unit baru ketika rusak (planned obsolescence).
3. KAITAN DENGAN PRINSIP DfE
REDUCE (Pengurangan): Tidak efisien karena tetap mengkonsumsi energi standby dan menggunakan material berlebih untuk packaging sekali pakai.
REUSE (Penggunaan Ulang): Desain tidak mendukung reuse karena komponen tidak modular dan kabel tidak dapat diganti.
RECYCLE (Daur Ulang): Sangat sulit didaur ulang karena tidak ada pemisahan material yang jelas, campuran plastik-logam-elektronik sulit diproses, dan tidak ada informasi label daur ulang.
RECOVER (Pemulihan): Tidak ada program take-back dari produsen untuk mengambil kembali produk bekas guna pemulihan material berharga seperti tembaga.
REDESIGN (Desain Ulang): Belum ada inovasi signifikan untuk mengurangi dampak lingkungan dalam desain produk ini.
4. REFLEKSI DAN IDE PERBAIKAN
Ide Perbaikan 1: Desain Modular
Pisahkan komponen charger menjadi tiga bagian: adapter utama, kabel yang dapat dilepas (detachable), dan plug head yang bisa diganti. Gunakan sistem konektor standar sehingga kabel rusak dapat diganti tanpa membuang seluruh unit. Tambahkan sekrup pada casing untuk memudahkan pembukaan dan perbaikan komponen internal.
Ide Perbaikan 2: Material dan Teknologi Berkelanjutan
Ganti plastik ABS dengan bioplastik dari PLA (Polylactic Acid) atau gunakan plastik daur ulang (PCR). Integrasikan chip Smart IC yang secara otomatis memutus aliran listrik saat pengisian selesai untuk menghemat energi. Berikan label material yang jelas pada setiap komponen dan sediakan program trade-in untuk mengambil kembali produk lama dengan insentif diskon pembelian baru.
5. KESIMPULAN
Charger smartphone konvensional masih memiliki banyak aspek yang bertentangan dengan prinsip Design for Environment. Dengan menerapkan desain modular, material berkelanjutan, dan teknologi hemat energi, dampak lingkungan dapat dikurangi secara signifikan tanpa mengorbankan fungsionalitas produk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar