Selasa, 25 November 2025

Tugas Terstruktur 07

 

Produk yang Dianalisis:Botol Minuman Plastik PET 500ml

1. IDENTIFIKASI KATEGORI DAMPAK LINGKUNGAN

Berdasarkan data Life Cycle Inventory (LCI) yang telah dikumpulkan, tiga kategori dampak lingkungan yang dipilih untuk analisis ini adalah:

1.1. Global Warming Potential (GWP)

Mengukur kontribusi terhadap pemanasan global melalui emisi gas rumah kaca, diukur dalam kg CO₂-equivalent (kg CO₂-e). Kategori ini dipilih karena produksi dan transportasi produk melibatkan konsumsi energi fosil yang signifikan.

1.2. Acidification Potential (AP)

Mengukur potensi kontribusi terhadap hujan asam melalui emisi SO₂, NOₓ, dan NH₃, diukur dalam kg SO₂-equivalent. Dipilih karena proses pembakaran bahan bakar dalam transportasi dan produksi menghasilkan emisi pengasam.

1.3. Resource Depletion (Abiotic Depletion)

Mengukur konsumsi sumber daya alam tak terbarukan seperti mineral dan bahan bakar fosil, diukur dalam kg Sb-equivalent atau MJ. Relevan karena produk menggunakan bahan baku dari sumber daya yang terbatas.

 

2. ANALISIS POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN

Tabel Analisis Dampak





































































Catatan: Estimasi menggunakan faktor karakterisasi CML 2001/ReCiPe 2016 dan grid mix Indonesia (60% batu bara).

 

 

Hotspot Analysis - Kontribusi Per Tahap

Tahap Siklus HidupGWPAPResource DepletionRata-rata
Ekstraksi Bahan Baku15%10%45%23%
Manufacturing55%35%20%37%
Transportasi20%40%10%23%
Penggunaan5%5%15%8%
End-of-Life5%10%10%8%

Kesimpulan: Tahap manufacturing (37%) dan transportasi (23%) merupakan hotspot utama yang perlu menjadi fokus perbaikan.

3. INTERPRETASI DAN ANALISIS

3.1. Kategori Dampak Paling Signifikan

Global Warming Potential (GWP) merupakan kategori dampak paling signifikan dengan pertimbangan:

  1. Magnitude Dampak: Kontribusi 74.3 kg CO₂-e per unit. Jika diproduksi 10,000 unit/tahun = 743 ton CO₂-e/tahun (setara emisi ~160 mobil penumpang).
  2. Kontributor Utama:
    • Konsumsi listrik: 60.5% (~45 kg CO₂-e) - grid Indonesia didominasi batu bara
    • Transportasi: 17.9% (~13.3 kg CO₂-e)
    • Bahan baku plastik: 8.1% (~6 kg CO₂-e)
  3. Relevansi Global: Pemanasan global merupakan krisis lingkungan paling mendesak, terkait target NDC Indonesia (29-41% pengurangan emisi pada 2030).

Signifikansi kategori lain:

  • Resource Depletion: Penting untuk keberlanjutan jangka panjang dan ketahanan supply chain
  • Acidification: Dampak lokal/regional terhadap kesehatan ekosistem

3.2. Trade-offs yang Harus Diperhatikan

  • Mengganti plastik dengan bio-based plastic → ↓ GWP dan resource depletion, tapi bisa ↑ eutrophication (dari pertanian)
  • Mengurangi berat produk → ↓ transportation GWP, tapi mungkin ↓ recyclability
  • Menggunakan recycled materials → ↓ resource depletion, tapi perlu memastikan quality consistency

 

4. REKOMENDASI PERBAIKAN

Prioritas Tinggi (0-1 tahun)

1. Transisi ke Energi Terbarukan

  • Implementasi: Instalasi solar panel on-site atau Power Purchase Agreement (PPA) dengan pembangkit renewable
  • Target: Mengurangi GWP dari listrik hingga 80-90%
  • Estimasi pengurangan: ~36-40 kg CO₂-e per unit (pengurangan 48-54% total GWP)
  • ROI: 5-7 tahun

2. Optimalisasi Logistik

  • Implementasi:
    • Route optimization untuk efisiensi bahan bakar
    • Modal shift: truk diesel → kereta atau truk elektrik
    • Local sourcing untuk mengurangi jarak transportasi
  • Estimasi pengurangan: ~5-7 kg CO₂-e; ~0.08 kg SO₂-e per unit
  • ROI: 6-12 bulan

3. Energy Efficiency Manufaktur

  • Implementasi: Upgrade mesin energy-efficient, heat recovery system, optimalisasi parameter proses
  • Estimasi pengurangan: ~9-13.5 kg CO₂-e per unit (pengurangan 12-18% GWP)
  • ROI: 3-5 tahun

Prioritas Menengah (1-3 tahun)

4. Material Substitution

  • Alternatif:
    • Virgin PET → Recycled PET (rPET): ↓ GWP 30-50%, ↓ energy 79%
    • Petroleum-based plastic → Bio-based (PLA): ↓ GWP hingga 75%, tapi perlu perhatian land use
    • Aluminium primary → Recycled aluminium: ↓ GWP 95%, ↓ energy 95%
  • Estimasi pengurangan: GWP ~3-5 kg CO₂-e; Resource Depletion ~30-50%
  • Catatan: Perlu LCA komparatif untuk menghindari burden shifting

5. Circular Design

  • Implementasi: Design for recyclability (mono-material, snap-fit joints), lightweighting, take-back program
  • Manfaat: Pengurangan waste, resource efficiency jangka panjang

Target Realistis 3 Tahun

  • GWP: Pengurangan 35-40% (dari 74.3 → 45 kg CO₂-e per unit)
  • Resource Depletion: Pengurangan 30% melalui recycled content dan efficiency
  • Acidification: Pengurangan 40% melalui optimalisasi transportasi

 

5. KESIMPULAN

  1. GWP adalah dampak paling signifikan, dengan konsumsi listrik (60%) sebagai hotspot utama yang harus segera ditangani melalui transisi energi terbarukan.
  2. Manufacturing dan transportasi berkontribusi >60% total dampak, menjadikannya area prioritas dengan potential quick wins.
  3. Rekomendasi bertahap dengan fokus short-term pada energy efficiency dan logistics, medium-term pada renewable energy dan material substitution, dapat mencapai pengurangan 35-40% GWP dalam 3 tahun.
  4. Trade-off analysis penting untuk memastikan solusi tidak memindahkan beban dari satu kategori ke kategori lain (burden shifting).
  5. Implementasi rekomendasi ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat bisnis berupa cost reduction, compliance dengan regulasi (PROPER), dan peningkatan brand value.

Referensi:

  • ISO 14040:2006 & ISO 14044:2006 - Life Cycle Assessment Standards
  • Ecoinvent Database v3.8
  • Indonesia Ministry of Energy: Grid Emission Factor 2023
  • Hauschild, M.Z., et al. (2018). Life Cycle Assessment: Theory and Practice

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas Terstruktur 11 : Laporan Green Supply Chain Management (GSCM)

  Laporan Green Supply Chain Management (GSCM) Studi Kasus: Air Mineral Dalam Kemasan Botol Plastik 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I...